Jumat, 30 November 2012

STRATIFIKASI SOSIAL


BAB I
PENDAHULUAN.
A.    Latar Belakang.
Masyarakat manusia terdiri dari beragam kelompok-kelompok orang yang ciri-ciri pembedanya bisa berupa warna kulit, tinggi badan, jenis kelamin, umur, tempat tinggal, kepercayaan agama atau politik, pendapatan atau pendidikan. Pembedaan ini sering kali dilakukan bahkan mungkin diperlukan.
Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari, kenyataan itu adalah ketidaksamaan. Pembedaan atau ketidaksamaan anggota masyarakat ini dalam sosiologi dinamakan startifikasi sosial. Seringkali dalam pengalaman sehari-hari kita melihat fenomena sosial seperti seseorang yang tadinya mempunyai status tertentu di kemudian hari memperoleh status yang lebih tinggi dari pada status sebelumnya. Hal demikian disebut mobilitas sosial. Sistem Stratifikasi menuruf sifatnya dapat digolongkan menjadi straifikasi terbuka dan stratifikasi tertutup, contoh yang disebutkan diatas tadi merupakan contoh dari stratifikasi terbuka dimana mobilitas sosial dimungkinkan.
Suatu sistem stratifikasi dinamakan tertutup manakala setiap anggota masyarakat tetap pada status yang sama dengan orang tuanya, sedangkan dinamakan terbuka karena setiap anggota masyarakat menduduki status berbeda dengan orang tuanya, bisa lebih tinggi atau lebih rendah. Mobilitas Sosial yang disebut tadi berarti perpindahan status dalam stratifikasi sosial. Banyak sebab yang dapat memungkinkan individu atau kelompok berpindah status, pendidikan dan pekerjaan misalnya adalah salah satu faktor yang mungkin dapat meyebabkan perpindahan status ini.







BAB II
PEMBAHASAN.

A.    Pengertian Stratifikasi Sosial.

Masyarakat manusia terdiri dari beragam kelompok-kelompok orang yang ciri-ciri pembedanya bisa berupa warna kulit, tinggi badan, jenis kelamin, umur, tempat tinggal, kepercayaan agama atau politik, pendapatan atau pendidikan. Pembeda atau ketidaksamaan itu dalam ilmu sosiologi dinamakan dengan stratifikasi sosial (social stratification). Lalu apa itu startifikasi sosial?
Menurut soerjono soekamto, stratifikasi adalah pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal
Menurut Pitrim A Sorokin, stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat  ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis), yang perwujudanya adalah kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas rendah yang didalamnya tidak ada keseimbangan  dalam pembagian hak, kwajiban, tanggung jawab, dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.[1]
Menurut Robert M.Z. Lawang. Stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu system sosial tertentu kedalam lapisan-lapisan hierarkis, menurut dimensi kekuasaan, privelese, dan prestise.[2]

B.     Sebab-Sebab Terjadinya Stratifikasi Sosial
Penyebab dari adanya stratifikasi sosial adalah Karena Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat/seseorang terhadap sesuatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah
Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi, sesuai dengan kenyataan hidup berkelompok-kelompok sosial, Pembedaan atas lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian sistem sosial setiap masyarakat. Untuk meneliti terjadinya proses-proses lapisan masyarakat,pokok-pokok sebagai berikut dapat dijadikan pedoman :
1.      Sistem lapisan mungkin berpokok pada sistem pertentangan dalam masyarakat.
2.      Sistem lapisan dapat dianalisis dalam ruang lingkup unsur-unsur antara lain:
a.  Distribusi hak-hak istimewa yang objektif seperti misalnya;penghasilan, kekayaan.
b. Sistem pertanggaan yang diciptakan para warga masyarakat (prestise dan penghargaan)
c.  Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik wewenang atau kekuasaan.
d.  Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian, pada suatu organisasi
e.  Mudah atau sukarnya bertukar kedudukan
f.  Solidaritas diantara individu-individu atau kelompok-kelompok yang menduduki kedududkan yang sama dalam system sosial masyarakat seperti;
1)  Pola-pola interaksi-interaksi
2)  Kesamaan atau ketidaksamaan system kepercayaan, sikap dan nilai-nilai
3)  Kesadaran akan kedudukan masing-masing
4)  Aktivitas sebagai organ kolektif.[3]
C.    Proses Terbentuk Stratifikasi Sosial.
Dilihat dari cara terbentuknya, pelapisan sosial di dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi dua yakni :


a.      Pelapisan sosial yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan pertumbuhan masyarakat yang bersangkutan (otomatis)
Adalah pelapisan sosial yang Terjadi secara otomatis, karena factor-faktor yang dibawa individu sejak lahir. Misalnya : Kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat.
Antara satu masyarakat dengan masyarakat lain mempunyai alas an yang berbeda-beda sebagai dasar pembentukan pelapisan sosialnya, misalnya: pada masyarakat yang hidup berburu, maka yang dijadikan alas an utama adalah kepandaian berburu. Sedangkan pada masyarakat yang menetap dan bercocok tanam maka para kerabat dari pembuka tanah asli yang dianggap sebagai golongan yang lebih tinggi.[4]
b.      Pelapisan sosial yang sengaja disusun.
Terjadinya dengan sengaja untuk tujuan bersama dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal untuk mengejar suatu tujuan tertentu, Seperti Pemerintah, Partai politik, Perusahaan, Perkumpulan, Angkatan Bersenjata.
Menurut Chester l. Barnard. System kedudukan pada organisasi-organisasi formal timbul karena perbedaan-perbedaan kebutuhan, kepentingan dan kemampuan individu.
sisitem pembagian kekuasaan  dan wewenang dalam organisasi tersebut dibedakan kedalam dua bagian :
1.      System fungsional yang merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat.
2.      System saklar yang merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga kedudukan dari bawah keatas.[5]
D.    Faktor-Faktor Yang  Mempengaruhi Stratifikasi Sosial.
a.      Kekayaan.  materi atau kebendaan dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada
b.      kekuasaan dan wewenang.  Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan
c.       kehormatan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat,
d.      ilmu pengetahuan. Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang,[6]
E.     Mobilitas Sosial (Social Mobility) Dan Sifat Stratifikasi Sosial.
Mobilitas sosial merupakan perubahan status individu atau kelompok dalam stratifikasi sosial (gerak sosial). Mobilitas dapat terbagi atas mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal. Mobilitas vertikal juga dapat terbagi dua, mobilitas vertikal intragenerasi, dan mobilitas antar generasi.
·         Gerak sosial horizontal merupakan peraliha individu dari suatu kelompok sosial ke kolompok sosial yang lainnya yang sederajat. Contoh : beralih kewarganegaraan.
Gerak horizontal tidak akan merubah atau tidak ada perubahan pada derajat kedudukan seseorang.
·         Gerak sosial vertical merupakan pepindahan individu dari suau kedudukan (kelas sosial) kedalam kedudukan yang lainya yang tidak sederajat, sesuai dengan arahnya.
Gerak sosial vertical terbagi menjadi dua :
1.      Gerak sosial vertical naik (social-climbing)
2.      Gerak sosial vertical turun (social-singking).[7]

v  Berkaitan dengan mobilitas ini maka stratifikasi sosial secara umum memiliki dua sifat, yaitu stratifikasi terbuka dan stratifikasi tertutup.
a.       Stratifikasi sosial terbuka (open social stratification) adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain. Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa mengubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan penghasilan yang tinggi.
b.      Stratifikasi tertutup (closed social stratification) adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah. Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali.Kesimpulanya Pada stratifikasi terbuka kemungkinan terjadinya mobilitas social cukup besar, sedangkan pada stratifikasi tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial sangat kecil.[8]
c.       Akan tetapi kadang juga terdapat stratifikasi campuran yakni stratifikasi yang terjadi pada masyarakat yang terbagi dalam kelompok pribumi dengan kelompok non pribumi, dimana percampuran antara pribumu dan non pribumi sangat terbatas atau bahkan tertutup, akan tetapi mobilitas sosial pada masing-masing kelompok bias terjadi.[9]
F.     Bentuk-Bentuk Stratifikasi Sosial.
Ada beberapa macam bentuk stratifikasi sosial yang ada dalamm masyarakat, baik sekarang maupun masa lampau yakni :
1.      System kasta.
Kasa berasal dari bahasa portugis yang berarti pemisah, menurut lumber (1968) kasta adalah suatu kategori dimana hubungan-hubunganya dibatasi hanya pada satu statusnya saja dan bersifat permanen.
2.      System kelas.
System ini didasarkan pada status sosial yang diperoleh dari kelahiran ataupun usaha-usaha, dandapat berubah kelas sosialnya.
3.      System feodal.
Sitem ini adalah system pembeda status seseorang dengan orang lain, dan bersifat tertutup karena tidak ada mubilits sosial.



4.      System apharteid.
Apharteid berarti pemisah yakni yang memisahkan kulit putih dengan kulit hitam.[10]

G.    .  Pndekatam Sosiologi (Cara Mempelajari Stratifikasi Sosial).
Menurut Zarden, di dalam sosiologi dikenal tiga pendekatan untuk mempelajari stratifikasi sosial, yaitu;
1.       Pendekatan Objektif
Pendekatan objektif artinya, usaha untuk memilah-milah masyarakat kedalam beberapa lapisan dilakukan menurut ukuran-ukuran yang objektif berupa variable yang mudah diukur secara kuantitatif , contohnya tingkat pendidikan dan perbedaan penghasilan
2.      Pendekatan Subjektif
Pendekatan subjektif artinya munculnya pelapisan sosial dalam masyrakat yang dipilih menurut kesadaran subjektif warga itu sendiri, contonya seseorang yang menurut kriteria objektif termasuk miskin, menurut pendekatan subjektif ini bisa saja dianggap tidak miskin, kalau ia sendiri memang merasa bukan termasuk kelompok masyarakat miskin.
3.      Pendekatan Reputasional
Pendekatan reputasional artinya pelapisan social disusun dengan cara subjek penelitian diminta menilai setatus orang lain dengan jalan menempatkan orang lain tersebut ke dalam sekala tertentu. Yakni dengan cara menanyakan.[11]
H.    Unsur-Unsur Baku Dalam Stratifikasi Sosial.
1.      Kedudukan (status)
Kedudukan merupakan tempat seseorang dalam suatu pola tertentu, secara umum ada dua macam kedudukan yakni :
a.       Ascribed status: kedudukan seseorang yang diperoleh dari(sejak) lahir, dan status ini bersifat tertutup.
b.      Achived status :kedudukan seseorang yang dicapai karena usaha-usaha seseorang. Bersifat terbuka.
c.       Kadang-kadang dibedakan satu lagi yakni assigned status : yakni kedudukan seseorang yang didapat karena pemberian dikarenakan orang tersebut berjasa (karena prestasi).
2.      Peranan (role)
Peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan, yaitu seseorang yang melaksanakan hak-hak dan kewajibanya sesuai dengan kedudukannya. Suatu peranan minimal mencakup tiga hal berikut ini :
a.       Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi/tempat seseorang dalam masyarakat.
b.      Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dilakukan di dalam masyarakat pada suatu organisasi.
c.       Peranan juga dapat dikatakan sebagi perilaku individuyang penting bagi struktur masyarakat.[12]
I.       Fungsi Stratifikasi Sosial Dan Pengaruh Stratifikasi Bagi Masyarakat.
Stratifikasi sosial dapat berfungsi sebagai berikut :
a.
Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan, tingkat kekayaan, keselamatan dan wewenang pada jabatan/pangkat/ kedudukan seseorang.
b.
Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat yang menyangkut prestise dan penghargaan, misalnya pada seseorang yang menerima anugerah penghargaan/gelar/kebangsawanan, dan sebagainya.
c.
Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi, keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, kepemilikan, wewenang atau kekuasaan.
d.
Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah laku, cara berpakaian dan bentuk rumah.
e.
Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan.
f.
Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok, yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat.[13]
g. dapat mejadi motifasi (inspirasi) bagi warga masyarakat bawah untuk selalu belajar dan bekerja keras agar dapat menduduki posisi strata yang lebih tinggi.[14]

v  Selain berfungsi stratifikasi juga mempunyai pengaruh terhadap masyarakat yaitu:
a.       Kesehatan. kesehatan pengaruhnya tidak langsung yakni seseorang yang menduduki stratifikasi bawah akan mendapat pelayanan berbeda dengan kasta atas.
b.      Pendidikan. pendidikan merupakan factor yang mempengaruhi stratifikasi sosial, seseorang yang dalam kelas menengah atas akan dapat membiayai pendidikan mereka , dan kelas bawah hanya dapat mengenyam pendidikan dasar, sehingga yang atas tetap diatas dan yang bawah semakin terpuruk.
c.       Harapan hidup. Menurut antonovsky, kedudukan sosial dan ekonomi sosial seseorang mempunyai opengaruh penting bagi harapan hidupnya, orang yang berkasta atas akan mempunyai harapan hidup lebih tinggi jika dibanding orang yng kasta bawah.
d.      Keadilan sosial. Sepertiyang terjadi sekarang bahwa hokum htajam untuk kalangan bawah dan tumpul untuk kalangan atas.[15]



















BAB III
PENUTUP


v  Kesimpulan.
Masyarakat manusia terdiri dari beragam kelompok-kelompok orang yang ciri-ciri pembedanya bisa berupa warna kulit, tinggi badan, jenis kelamin, umur, tempat tinggal, kepercayaan agama atau politik, pendapatan atau pendidikan. Pembeda atau ketidaksamaan itu dalam ilmu sosiologi dinamakan dengan stratifikasi sosial (social stratification)
Penyebab dari adanya stratifikasi sosial adalah Karena Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat.
Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi, sesuai dengan kenyataan hidup berkelompok-kelompok sosial, Pembedaan atas lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian sistem sosial setiap masyarakat

















DAFTAR PUSTAKA


Soekamto,Sarjono. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Press.
Ahsanudin. 2009. Hayati Modul Sosiologi SMA Kelas XI Smt 1. Solo : CV. Hayati.
Waluyo.2011. Strategi Sujkses Ujian Nasional SMA (Sosiologi). Surakarta : PT. Pratama Mitra Aksara.
Setiadi, Elly M & Kolip Usman. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta; Kencana.
(Diakses Pada Tanggal 8-April-2012)
(Diakses Pada Tanggal 8-April-2012)
http://id.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosial (Diakses Pada Tanggal 8-April-2012)




[1] Soerjono,soekamto. Sosiologi suatu pengantar. Rajawali press. Halaman: 197-198.
[2] Ahsanudin. hayati Modul sosioliogi SMA kelas XI  smt 1. CV. Hayati. Halaman : 17.
[3] Ibid. halaman : 199-201.
[4] Ibid. halaman : 17.
[5] Ibid. halaman : 219.
[7] Ibid. halaman : 219-220.

[8] http://uliestranger.blogspot.com/2011/04/stratifikasi-sosial.html

[9] Waluyo. Strategi sukses ujian nasional (sosiologi). Surakarta. PT.Pratama mitra aksara. Halaman :16
[10] Ibid. halaman : 21-22.
[11] Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi  .Jakarta: Kencana,   halaman : 440
[12] Ibid. halaman :209-213.
[13] http://www.e-dukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Modul%20Online/
[14] Ibid halaman :14.
[15] Ibid. halaman : 25-26.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar